Minggu, 15 November 2015

Carstensz Pyramid, Atap Indonesia

Carstensz Pyramid gunung beratap salju di Indonesia
 
 
Carstensz Pyramid gunung beratap salju di Indonesia yang berada di Papua banyak di impikan oleh banyak pendaki untuk bisa menjejakkan kaki di puncaknya. Selain karena dia adalah puncak tertinggi di Indonesia, para pendaki akan menemukan sensasi berbeda yang tidak didapatkan di hampir semua karakter gunung di Indonesia, yakni atapnya Indonesia ini beratap salju.

Tetapi salju ini diperkirakan akan menyusut dan mengering pada tahun 2024, hal ini disebabkan oleh pemanasan global. Perhitungan tersebut didasarkan atas analisis data empiris menggunakan pendekatan linier yang dikerjakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jadi bukan tidak mungkin suatu saat pegunungan ini akan kehilangan salju seperti yang terjadi di Gunung Kilimanjaro, Afrika.

Puncak Carstensz Pyramid memiliki ketinggian 4884 M dpl ( 16023 ft ). Lokasi koordinatnya berada pada S 04°04.733 dan E 137°09.572, terletak di sebelah barat Central Highland yang disebut dengan Jayawijaya dan pegunungan Sudirman. Banyak yang mengira bahwa puncak Jayawijaya sama dengan Carstensz Pyramide, padahal kedua puncak ini bersebelahan letaknya.

Pada tahun 1623 Navigator dari Belanda John Carstensz menjadi orang pertama yang membawa kabar ke daratan Eropa tentang adanya puncak es di negara tropis di garis eografis equator Barat Papua Nugini. Hasil laporannya ditanggapi dengan gelak tawa oleh publik pada saat itu. Baru pada tahun 1899, selang 3 abad lamanya ekspedisi Belanda yang sedang membuat peta di situ membenarkan apa yang di sampaikan John Carstensz. Maka namanya di abadikan di situ.
Gunung ini memang terletak di Indonesia, namun pendaki yang menyemarakkan dengan menjelajahi punggungannya kebanyakan malah dari pendaki luar negeri bukan pendaki lokal. Tahukah Anda, setiap tahunnya ada sekitar 200 - 300 pendaki luar negeri yang mengeksplore gunung ini, sementara pendaki Indonesia hanya puluhan orang saja. Memang terlihat aneh, namun inilah faktanya yang terjadi di lapangan. Usut punya usut pendaki lokal terkendala dalam hal perijinan.

Untuk mendaki gunung ini ada dua akses, yaitu melalui Freeport dan Ilaga. Galih Donikara, seorang senior Wanadri menyebutkan untuk mendaki gunung ini harus memiliki rekomendasi dari kantor Menpora, Kapolri, BIA – Intelejen Indonesia, Menhutbun / PKA, PT Freeport Indonesia ( PTFI ). Kalau mau lewat Tembagapura ditambah dari Federasi Panjat Tebing Indonesia ( FPTI ).

Itu semua harus diurus di Jakarta. Lalu di Jayapura, rekomendasi dari Bakorstranasda dan Kapolda harus dikantongi. Di Timika, rekomendasi EPO dan izin PTFI untuk fasilitas lintasan. ”Terakhir di Tembagapura, koordinasi dengan Emergency Response Group ( ERG ) untuk penanganan Emergency Procedur dan aparat Satgaspam untuk masalah keamanan lintasan,” jelas pendaki gunung yang sempat tergabung dalam ekspedisi Indonesia – Everest ’97 ini.
 Rentetan panjang daftar surat rekomendasi ini yang akhirnya banyak membuat pendaki kita lebih memilih mendaki luar negeri. Sementara untuk akses Ilaga, dibutuhkan lebih banyak lagi biaya dan waktu yang lebih lama untuk mencapai kemah induk.

Seorang petualang kawakan asal kota Malang "Bambang Hertadi Mas" pada tahun 1987 sempat mengurungkan niatnya mendaki puncak Carstensz dan lebih memilih berekspedisi ke Kilimanjaro yang ada di Tanzania. Saat itu ia berkomentar, ”Mending sekalian ke luar ( negeri ), toh ongkos dan susahnya proses perizinan relatif tidak jauh berbeda”.

RUTE
Ada 3 rute utama untuk mencapai puncak Caratensz ini. Yang pertama biasa disebut dengan rute Harrer ( Harrer’s Route ). Rute ini merupakan rute yang paling mudah untuk dilewati. Meskipun mudah, tidak berarti segalanya akan mudah dalam menaklukkan puncak Jaya ini.

Harrer’s route menempuh perjalanan untuk naik dan turun sekitar 12 sampai 15 jam. Tingkat kesulitannya berkisar antara 3 - 4 standar UIIA. Kesulitan yang ada dalam menempuh rute ini adalah ketika berada di bawah puncak Jaya. Kemiringan tebing yang curam, sampai dengan 10 - 15 derajat setinggi kira - kira 80 meter, membutuhkan ekstra kehati - hatian.

Standar UIIA menyatakan bahwa kesulitan dalam hal ini adalah 5 - 5+. Pengalaman dan pengetahuan yang cukup dalam hal climbing merupakan bekal utama. Bebatuannya cukup kuat dan tidak mudah longsor / lepas. Kesulitan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi ketika mencapai bebatuan yang bergerigi dengan overhang wall yang berkisar 10 meter, dengan tingkat kesulitan 6 - 7+ standar UIIA. Bagi pendaki pemula hal ini bisa diatasi dengan menggunakan Jumar sebagai alat bantunya.

Rute yang kedua adalah East Ridge. Rute ini merupakan pertengahan antara rute Harrer dan rute yang paling sulit. Jalan yang ditempuh akan lebih jauh dan tentunya juga akan lebih lama.

Rute yang ketiga adalah American Direct. Rute ini merupakan rute yang akan menempuh perjalanan langsung ke puncak. Rute ini memerlukan skill, pengalaman, dan juga pengetahuan yang memadai tentang Climbing. Yang terburuk dari rute ini adalah, tingkat kesulitan yang semakin tinggi ketika mendekati puncak, yaitu tebing yang curam, dinding dari puncak Cartensz.
Sumber: http://www.belantaraindonesia.org/2012/02/carstensz-pyramid-atapnya-indonesia.html

Fenomena Alam Api Biru "Blue Fire" di Kawah Ijen


Fenomena Alam Api Biru "Blue Fire" di Kawah Ijen


Api seperti yang diketahui warnanya pasti merah, lantas bagaimana jika Anda ingin melihat sebuah api yang warnanya berbeda, tidak merah melainkan berwarna biru dan keluar dari sebuah kawah gunung. Dapatkah dibayangkan Anda berdiri dan menyaksikan fenomena itu dengan kepala Anda sendiri, momen keajaiban alam yang tiada taranya. Teramat spesial untuk dilewatkan karena di dunia hanya ada dua fenomena yang terjadi seperti ini dan salah satunya ada di Indonesia.

Adalah kawah biru atau blue fire, fenomena alam yang unik dan hanya dapat dilihat di Kawah Ijen - Banyuwangi saja. Saking indahnya fenomena ini bahkan mengalahkan popularitas matahari terbit di Banyuwangi yang disebut sebagai matahari pertama di Jawa. Tak hanya itu, banyak wisatawan dari berbagai negara rela datang jauh-jauh sekedar untuk melihat penampakan si Api Biru di kawah Ijen.

Cara Mencapai Api Biru
Nah, sekarang bagaimana jika Anda ingin menyaksikan fenomena ini? Hal pertama yang mesti Anda lakukan adalah pergi terlebih dahulu ke Banyuwangi dan semuanya melalui jalan darat menggunakan angkutan bus umum. Anda dapat mencapai Kawah Ijen atau Gunung dari dua arah yaitu, dari arah utara atau dari selatan. Dari arah utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jarak Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Sedangkan dari arah selatan dapat dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak.
Daerah ini bisa dicapai dengan menggunakan kendaraan umum dari Banyuwangi menuju Jambu.Dari Jambu, anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Cagar Alam Taman Wisata Kawah Ijen yang terletak di Paltuding dengan menggunakan ojek dan kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki.

Ada baiknya Anda bermalam di sekitaran Kawah Ijen karena Anda bisa menikmati momen melihat api biru dengan bantuan dari pemandu wisata terlatih. Di pos akhir Paltuding ada penginapan sederhana yang dikelola Departemen dengan harga yang bervariasi mulai dari kamar seharga Rp 100.000 per malam sampai vila dengan tiga kamar seharga Rp 500.000 per malam. Dari sini Anda tinggal naik ke kawah Gunung Ijen menunggu waktu pagi hari.
Jika Anda ingin menginap di tempat lainnya, disana juga ada guest house milik PTP di Perkebunan Belawan dan Jampit dengan harga mulai Rp 135.000 per kamar per malam. Tapi dari dua perkebunan ini Anda harus menyewa kendaraan menuju ke pos Paltuding sejauh enam kilometer untuk keperluan mendaki gunung. Namun ada satu hal yang harus menjadi bahan pertimbangan Anda sebelum ke Kawah Ijen, yaitu jaga kondisi badan agar selalu fit.

Waktu Terbaik Melihat Api Biru
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Ijen adalah di musim kemarau pada bulan Juli sampai September. Pada musim hujan sangat bahaya untuk mendaki karena jalanannya licin. Saat terbaik untuk mendaki gunung pukul 05.000 sampai 06.00 WIB karena di pagi hari matahari belum bersinar terik dan lama perjalanan untuk naik dan turun gunung sekitar empat jam. Pemandangan di pagi hari lebih indah karena banyak kabut yang menyelumuti gunung dan uap belerang belum berbau.

Api biru hanya dapat dilihat pada dini hari di Kawah Ijen, yaitu pada pukul 01.00-02.00, sebelum matahari terbit. Puncak momen keindahan Kawah Ijen terletak pada saat matahari sedang berada di belahan bumi lainnya. Warna terang ini berasal dari tingginya suhu yang ada di kawah tersebut.

Sekilas Mengenai Kawah Ijen
Gunung Ijen atau lebih di kenal dengan Kawah Ijen merupakan salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan gunung ini telah meletus sebanyak empat kali yaitu pada tahun tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936.
Kawah Ijen merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia, yang bisa memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan luas sekitar 5.466 hektar. Kawah yang berbahaya ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa dengan danau belerang berwarna hijau toska dengan sentuhan dramatis dan elok. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol dan memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya yang sangat kuat dapat melarutkan pakaian dan jari manusia. 
 
(Sumber : dari berbagai sumber)

Kekayaan Alam Nusantara


Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Dengan pulau besar, mulai pulau jawa, sumatra, kalimantan, sulawesi serta Irian Jaya. Namun disamping itu,terdapat pula ribuan pulau yang mengelilingi alam Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kekayaan alam yang sangat besar.
Sepengetahuan saya, apabila dipandang dari kacamata geologi, negara Indonesia berada pada lempeng tektonik. Tidak sedikit pegunungan baik gunung yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif mengisi kekayaan alam Indonesia. Pasalnya, banyak kekayaan mineral yang terkandung didalamnya. Pegunungan tersebut melintang dari kota yang terkenal dengan sebutan serambi mekah, Aceh sampai dengan merauke. Mulai dari pegunungan barisan di sumatera hingga pegunungan merauke di pulau Irian. Oleh sebab itu, tekstur bumi Indonesia dengan banyak pegunungan berkontribusi akan kekayaan alam yang sangat melimpah, khususnya kekayaan mineral.
Indonesia umumnya mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Khususnya, pada musim hujan, Indonesia merupakan negara yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Maka, secara astronomi, ini memberikan banyak keuntungan bagi bumi Indonesia. Salah satunya tanaman dapat tumbuh dengan subur dan berkembang biak secara cepat. Maka dari itu, Indonesia mempunyai berbagai jenis tanaman yang juga memberikan peran serta yang besar akan kekayaan alam.
Samudra hindia dan samudra pasifik merupakan dua samudra besar yang mengelilingi kepulauan Indonesia. Wilayah Indonesia yang mayoritas adalah daerah perairan juga memberikan andil yang besar pula terhadap kekayaan alam Indonesia. Tentunya, kita tidak bisa menghitung banyaknya kekayaan yang melimpah tersebut. Selain itu, laut juga menghiasi alam Indonesia. Berbagai sumber daya alam terkandung di dalamnya. Diantaranya, sumberdaya alam hewani dan nabati serta mineral. Aneka biota laut, khususnya ikan dengan berbagai macam jenis maupun ukuran menghiasi kekayaan laut. Rumput laut merupakan salah satu contoh sumber daya alam nabati.

Lain dari pada itu, kekayaan Indonesia tidak sekadar terbatas pada kekayaan hayatinya, tetapi juga non hayatinya. Aneka bahan tambang terkandung di dalam perut bumi Indonesia. Diantaranya, minyak bumi, batubara, gas alam, dan sebagainya. Akan tetapi, aneka bahan tambang tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Kekayaan alam tersebut diperuntukkan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam kegiatan eksplorasi kekayaan alam baik sumber daya alam hayati maupun non hayati tidak boleh mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sebagai contoh dalam menangkap ikan di laut tidak boleh menggunakan bom peledak karena tidak hanya merusak lingkungannya, namun juga akan merusak biota laut lainnya. Oleh karena itu, dalam mengeksplorasi harus menjaga lingkungan demi kelestarian sumber daya alam.

Selanjutnya, kekayaan alam Indonesia yang utama, seperti halnya emas, minyak bumi, dll, jangan sampai dikuasai oleh bangsa asing. Pasalnya, ini sangat merugikan bangsa Indonesia. Umumnya, bangsa asing tersebut mengeksplorasi dengan tujuan bisnis karena mereka mempunyai modal yang besar dan teknologi yang canggih. Pertama mereka mengambil kekayaan alam dan setelah itu diproses menggunnakan teknologi tinggi oleh bangsa asing tersebut. Sayangnya, pada akhirnyapun seluruh kekayaan alam yang berasal dari bumi Indonesia di jual lagi ke pemerintah dengan harga yang relatif lebih mahal.

Namun demikian yang terpenting adalah mengelola kekayaan alam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pasalnya, kekayaan alam tersebut merupakan hak seluruh rakyat Indonesia. Sehinnggga jangan sampai bangsa asing yang menikmati kekayaan alam Indonesia, namun rakyat Indonesia tidak sejahtera. Apabila kesejahteraan rakyat meningkat maka perekonomian Indonesia pun juga akan meningkat. Selain itu, kekayaan alam tersebut ditujukan pula untuk kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, memberdayakan potensi kekayaan alam yang sangat melimpah bagi kesejahteraan rakyat Indonesia sangat penting sekali demi mewujudkan kemakmuran dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

Kekayaan alam yang sangat berlimpah merupakan anugerah dari Allah SWT yang diamanahkan untuk rakyat Indonesia. Amanah tersebut seharusnya di jaga dan dilakukan dengan sebaik - baiknya demi kemakmuran khususnya masyarakat Indonesia. Banyak cara menjalankan amanah tersebut. Antara lain dengan cara mengelola kekayaan alam dengan benar dan tidak merusak lingkungan. Namun terlepas dari itu, masih banyak cara lain dalam mengelola kekayaan alam tersebut. Dan, yang lebih utama, kekayaan alam tersebut jangan hanya dieksplorasi besar - besaran oleh pihak yang hanya ingin memanfaatkan dan tidak bertanggung jawab akan lingkungan, tetapi dalam kegiatan eksplorasi harus juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan dari kerusakan dan polusi demi generasi penerus bangsa berikutnya. Bagaimana anda menyikapinya?